Tuesday, April 29, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian ketiga

Pada hari ketiga kami kembali ke Balikpapan. Setelah sarapan dan packing oleh-oleh kami check-out dan naik angkot ke arah terminal Sekunjang. Berdasarkan informasi dari internet kami memutuskan menunggu bus di dekat jembatan Mahakam. Memang di tempat tersebut sudah menunggu bus ke Balikpapan yang sedang ngetem, sayangnya bus ini tidak menggunakan AC. Berdasarkan pengalaman perjalanan Balikpapan-Samarinda, lebih baik kami menunggu bus AC. Ternyata frekuensi bus AC sangat jarang dan setelah 1 jam lebih kami menunggu atau 7 bus non-AC lewat baru bus AC datang. Setelah ngetem beberapa menit akhirnya bus berangkat.

Kami melewati jalan yang sedikit berbeda di kawasan Samarinda seberang dan melewati daerah yang mengalami kebakaran malam sebelumnya. Perjalanan ternyata lebih nyaman dan badan tidak terlalu terguncang-guncang sehingga kami tertidur cukup lama. Setelah 2,5 jam perjalanan kami sampai di terminal Batu Ampar. Kami lanjutkan dengan angkot 2A ke terminal angkot Damai. Dari terminal Damai kami mencari hotel di dekat Balikpapan Mall. Setelah mendapatkan hotel yang sederhana tapi agak mahal (dibandingkan Samarinda) kami makan siang ke pasar Kebun Sayur. Untunglah meskipun sudah agak sore kami masih kebagian udang galah bakar dan cumi bakar khas Banjarmasin yang segera kami santap. Sebelum pulang ke hotel kami sempat beli beberapa kaos lagi untuk oleh-oleh. Pasar Kebun Sayur adalah pusat oleh-oleh di Balikpapan. Karena sudah dua kali ke Balikpapan kami sudah hafal dan tidak membeli oleh-oleh lain.

Malam harinya kami sempatkan ke Balikpapan Mall sekedar cuci mata dan bersantai. Makan malam kali ini sate di dekat bioskop. Meskipun di taman sebelah bioskop banyak pedagang makanan saya hanya tertarik sate. Sayangnya setelah disantap di hotel rasanya biasa saja.

Hari Selasa pagi sekitar jam 9.30 WIT kami berangkat ke Bandara dengan fasilitas antaran dari hotel. Setelah mengurus tiket dan check in kami menunggu di boarding lounge. Mahal juga Airport Tax Balikpapan, sama dengan Jakarta Rp 30.000,-. Di toko di dalam boarding lounge kami membeli kaos ukuran kecil untuk anak tercinta yang ditinggal di Semarang.

Pada saat berangkat dari hotel kami merasa kenyang sehingga tidak terpikir untuk menyiapkan bekal makan siang. Pesawat yang dijadwalkan berangkat jam 1 siang dan penerbangan selama 2 jam tanpa snack (naik Mandala sekarang tidak ada snack) bisa membuat kelaparan di dalam pesawat nanti. Saya keluar dari boarding lounge dan pergi ke parkiran taksi bandara. Biasanya di tempat seperti ini ada warung untuk para sopir taksi. Bener juga, ada satu warung sederhana menjual makanan dan minuman. Saya minta satu porsi nasi bungkus dengan sayur, telor bulat, dan tahu.

Tebak berapa harganya ? Rp 15.000,-. Mahal benar. Di Balikpapan makanan memang mahal, tapi ini kan di parkiran taksi. Masih lebih murah di bandara Cengkareng. Tapi untunglah saya sempet membeli nasi bungkus tersebut, setelah setengah jam take off, mulai deh kelaparan menyerang. Bau POP-mie beberapa penumpang yang membeli on-board memaksa kami membuka nasi bungkus, dan ternyata rasanya enak banget.

Penerbangan Balipapan-Jakarta lancar tapi landingnya masih lebih halus waktu di Balikpapan. Pesawatnya Airbus A319 registrasi PK-RMF dengan Capt Nasa’i Yusron. Keluar terminal C saya mampir ke kantor untuk menitipkan oleh-oleh makanan. Berakhirlah perjalanan wisata kota kami kali ini ke Samarinda.

Syarat wisata kota telah terpenuhi : menginap (hotel Andhika), makan makanan khas (ikan puyu bakar dan warung jinggo), berkeliling kota dengan tranportasi umum (angkot), main di pusat perbelanjaan (SCP dan Lembuswana), serta membeli oleh-oleh khas Samarinda (kaos, sarung, dan amplang).

Tuesday, April 22, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian kedua
Setelah sampai di Terminal Sei Sekunjang dan bus parkir pada tempatnya, kami keluar dari terminal untuk naik angkot. Begitu keluar dari bus panasnya minta ampun. Langsung terasa kering dan pusing. Kami menggunakan angkot warna hijau untuk ke pusat kota dan mencari hotel. Sebagai acuan kami meminta diantar ke Samarinda Central Plaza (SCP) karena angkot di Samarinda tidak memiliki rute tetap. Kita harus bertanya sebelum naik apakah mereka mau mengantar ke tujuan yang kita inginkan. Meskipun angkot dibedakan menjadi beberapa warna dan huruf ternyata hanya membatasi daerah operasinya.
Setelah berputar-putar mengantar penumpang lainnya, ternyata sopir angkot salah pengertian dan kami diantar ke Plaza Samarinda. Plaza ini kumuh dan tutup. Setelah melihat peta kami memutuskan berjalan kaki ke SCP karena jaraknya tidak terlalu jauh. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tetapi karena panas, sampai di SCP kami seperti dehidrasi dan harus beristirahat sambil minum milo. Sambil beristirahat kami observasi mall SCP. Meskipun berukuran sedang tapi sangat ramai, setelah dirasa cukup kami keluar mall.
Setelah agak pulih kami berjalan kaki mencari hotel yang murah tetapi layak. Meskipun di beberapa blog dan berdasarkan informasi teman bahwa Samarinda biaya hidupnya lebih murah dibandingkan Balikpapan ternyata hotelnya tidak jauh berbeda tarifnya dengan Balikpapan. Setelah berpanas-panas dan bertanya ke beberapa hotel akhirnya kami menginap di Hotel Andhika. Setelah memilih kamar dengan fasilitas air panas kami langsung mandi dan tidur.
Bangun tidur ternyata sudah malam dan saya mencari makan malam. Akhirnya saya beli sate madura untuk makan malam di hotel. Lumayan enak dan kenyang.
Hari kedua, hari minggu, kami langsung ke Citra Niaga untuk membeli oleh-oleh. Dengan sekali angkot kami sampai di pasar oleh-oleh. Meskipun pasar ini pernah terbakar dan bekasnya masih ada tapi toko-toko yang tersisa masih banyak dan menawarkan banyak variasi oleh-oleh, mulai dari kaos, batu-batuan, sarung, kain, dan kerajinan lain. Sayangnya tidak ada oleh-oleh makanan seperti amplang atau kuku macan di pasar ini. Setelah memilih beberapa kaos dan sarung kami kembali ke hotel karena tidak kuat panasnya.
Agak siang, kami pergi melihat mall Lembuswana. Mall yang lumayan luas daripada SCP dan lebih ramai. Samarinda benar-benar kota yang padat, apalagi pas weekend, seakan-akan semua tumpah ruah di mall untuk refreshing. Kami hanya melihat-lihat, beli es milo di KFC buat menambah tenaga. Maklum panasnya benar-benar menyedot tenaga. Pas mau balik, kami lihat ada Gramedia di belakang mall. Rencananya cuma mau lihat-lihat saja, ternyata ada obralan buku dan VCD. Buku-buku Disney aktivitas buat anak yang biasanya harganya puluhan ribu diobral 2 ribu- 3 ribu saja. VCD film seri Alias, BBC seri pengetahuan diobral menjadi 3 ribuan. Langsung deh borong Alias 1st dan 2nd season total 16 pcs.
Setelah puas melihat-lihat, kami cabut untuk makan di rumah makan "Martapura" di jalan Juanda. Kami waktu itu yang memang pengen makan masakan khas Banjar (terutama udang galah bakarnya) secara gak sengaja melihat rumah makan ini waktu perjalanan dari terminal menuju kota. Sayang benar-benar sayang, udang galahnya sudah habis. Benar-benar nggak hoki, akhirnya kami pilih ikan puyu bakar yang enak juga dan jarang dijumpai di Jawa.
Habis itu kami balik lagi ke SCP, karena kemarin rasanya belum benar-benar lihat karena capek perjalanan. Beli beberapa mainan buat anak yang harganya juga miring. Ketika mau balik ke hotel karena sudah sore, baru ingat kita pengin cobain warung jinggo yang terkenal di Jl. Irian, ternyata persis depan SCP.
Warung Jinggo berupa warung tenda dengan berbagai masakan. Mungkin kalo di Jogya seperti angkringan, di Semarang seperti warung nasi kucing. Ada nasi pahundut khas Banjar (sory kalo salah, nasi pakai santan dan dibungkus daun pisang rasanya gurih), nasi rendang, telur penyu, bermacam-macam sate, susu kedele, dsb. Mejanya panjang tapi penuh dengan makanan.
Setelah membungkus makanan untuk makan malam nanti, kamipun bergegas pulang ke hotel.
Malamnya, kami mau cari oleh-oleh makanan untuk orang rumah dan teman-teman. Kami diberitahu orang hotel untuk mencari di jalan AM Sangaji ("Karya Bahari"). Sebenarnya tidak terlalu jauh tapi karena tidak begitu terang, jadi rasanya jauh dan tidak sampai-sampai. Karena niatnya memang untuk jalan-jalan apalagi karena hari terakhir kami di Samarinda, maka kamipun pergi dan pulang jalan kaki. Sempat pengen lihat bandara Temindung karena sudah dekat tapi ya itu karena penerangan tidak terlalu baik jadi nggak sampai.

Wednesday, April 16, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian pertama


Sudah menjadi agenda rutin saya dan istri untuk berwisata kota dengan terget satu kota tiap bulan. Bulan april ini kota Samarinda yang menjadi tujuan kami. Kami sudah dua kali ke Balikpapan tetapi belum pernah ke Samarinda. Meskipun Samarinda adalah ibukota propinsi Kalimantan Timur pesawat komersial sekelas 100 penumpang hanya dapat landing di Balikpapan. Oleh karena itu untuk ke Samarinda kita harus menggunakan penerbangan Jakarta-Balikpapan terlebih dahulu.

Kami berangkat dari Jakarta pada tanggal 4 April 2008 dengan penerbangan pagi Mandala. Keluar dari kos sekitar pukul 03.00 WIB, naik angkot ke Pasar Minggu dan sampai sekitar setengah jam kemudian untuk naik bus Damri Pasar Minggu-Bandara pemberangkatan pertama pukul 04.00 WIB. Tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar 50 menit kemudian. Langsung check-in dan pesawat berangkat on schedule 6.15 WIB. Kali ini kami menggunakan pesawat Airbus A319 dengan registrasi PK-RMD. Penerbangan sekitar 1 jam 50 menit terasa sangat lama, apalagi saya tidak bisa tidur meskipun mengantuk berat akibat bangun terlalu pagi. Untungnya saya sudah siap roti dan minuman kotak untuk mengisi perut. Sebagian besar penumpang menyantap mie-cup yang dijual di dalam pesawat. Sayang sales on board hanya mie-cup yang dapat dipilih oleh penumpang. Bau khas mie dan kondisi nggak tahu mau ngapain memang menggoda untuk ikut membeli mie-cup dan kayaknya memang sebagian besar penumpang membeli karena hal ini.

Penerebangan cukup mulus, mungkin karena penerbangan pagi dan cuaca cukup cerah. Mendarat di Balikpapan sangat mulus sampai kami tidak merasakan kapan touch-down (saat roda pendarat menyentuh landasan pertama kali saat landing), terimakasih buat Captain. Keluar dari ruang kedatangan kami ke kantor Mandala untuk memastikan rute dan alat transportasi ke Samarinda.

Keluar dari terminal bandara Sepinggan kami langsung naik angkot (di Balikpapan disebut taksi) nomor 07 untuk sarapan di kepiting Nandito. Kepiting saus yang kami santap bumbunya enak tapi sayangnya kepitingnya kurang segar dan cukup mahal (Rp 100.000,- untuk 3 ekor kepiting telor sedang). Setelah kenyang kami naik angkot 07 kembali ke terminal Damai. Ini adalah terminal angkot di pusat kota Balikpapan. Ongkos angkot di dalam kota Balikpapan jauh-dekat Rp 2500,- per orang.

Kami lanjutkan perjalanan dengan angkot nomor 2A ke terminal bus Batu Ampar dengan tarif Rp 10.000,- untuk dua orang. Perjalanan cukup jauh dan mendekati terminal Batu Ampar ada bis Balikpapan-Samarinda yang ngetem di perempatan. Sopir angkot berhenti dan bertanya apakah kami mau naik bis ini saja, tetapi karena bukan bus AC kami memilih untuk melanjutkan ke terminal saja.

Terminalnya cukup nyaman, bersih dan teratur. Kami segera mencari bus AC jurusan Samarinda dan akhirnya bus Cahaya Bone yang siap berangkat. Setelah 15 menit menunggu penumpang, bus ke luar dari terminal dan sampai perempatan bus berhenti untuk ngetem. Terlihat bus yang sedang ngetem segera berangkat. Ternyata di Balikpapan-Samarinda berlaku aturan bus boleh ngetem, tapi kalau bus di belakangnya sudah sampai harus berangkat berapapun penumpangnya. Dengan aturan ini tidak terlihat tumpukan antrian bus di dekat terminal, tidak ada kemacetan, dan memberi kepastian bagi penumpang. Mereka juga tidak pilih-pilih bus. Kayaknya cuma kami yang terlihat memilih-milih bus, maklum kondisi panas menyengat begini memaksa kami harus memilih bus AC. Tarif bus AC Rp 23.000,- per orang sedangkan non AC Rp 20.000,- tapi bus AC frekuensinya sangat jarang, mungkin sekitar dua jam sekali.

Setelah sekitar 7 menit ngetem dan bus di belakang datang bis kamipun berangkat ke Samarinda. Perjalanan bus sekitar 2,5 jam melalui jalan berkelok-kelok dan naik turun. Hebat juga bus dan sopirnya, mampu melewati rute ini dengan kecepatan lumayan cepat dan stabil sehingga meskipun badan berayun ke kanan kiri tapi kami bisa tertidur.

Perjalanan Balikpapan-Samarinda melewati bukit Soeharto dengan hutan dan jalannya yang berkelok-kelok dan kawasan yang akan digunakan untuk PON tahun ini. Bagian kota Samarinda yang pertama dilewati adalah daerah Samarinda Sebrang. Setelah melewati jembatan Sungai Mahakam bus menuju terminal Sei (sungai) Sekunjang. Akhirnya sampai juga kami ke kota Samarinda. Perjalanan berkeliling kota Samarinda akan saya tulis di artikel berikutnya.

Tuesday, April 15, 2008

Wisata kota

Wisata pada umumnya adalah pergi ke tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai daerah pariwisata. Sebagian besar tempat pariwisata adalah wisata alam. Apa yang akan kita lihat tentu saja adalah keindahan alam. Namun seringkali kita kecewa dengan keadaan yang tidak sesuai dengan promosi atau gambar yang pernah kita lihat. Beberapa tempat wisata malah kadang dirusak oleh pengunjung yang iseng atau bahkan oleh penduduk sekitar yang berjualan dan mengotori tempat tersebut. Belum lagi keadaan yang tidak mengenakkan di beberapa tempat wisata seperti harga makanan yang terlalu mahal, biaya masuk yang mahal dan tidak jelas penggunaannya, pemaksaan oleh pemandu atau penjual, dan bahkan penipuan atau kejahatan lainnya di tempat wisata. Bahkan agen perjalanan dan teman dalam perjalanan pun bisa membuat wisata yang kita lakukan tidak berkesan tetapi malah mengesalkan.

Wisata kota adalah alternatif pariwisata dengan cara mengunjungi suatu kota, merasakan menginap di kota tersebut, menikmati kuliner yang khas di kota tersebut, menggunakan sarana transportasi yang ada untuk berkeliling kota dan terakhir membeli oleh-oleh sebagai kenangan akan kota tersebut. Wisata kota dilakukan atas kemauan kita sendiri, tidak terbatas agen perjalanan, tidak tergantung pemandu, dan dilakukan sendiri atau bersama orang yang sesuai dengan kita. Kita merencanakan sendiri wisata ini dan mendapatkan hasilnya sendiri. Wisata ini bisa kita lakukan dengan sengaja mengunjungi suatu kota atau bersamaan dengan tugas atau dinas luar di suatu kota sehingga biayanya lebih ringan. Keuntungan wisata kota dibandingkan wisata lain adalah waktu yang fleksibel, biaya bisa ditekan karena menggunakan transportasi umum, kemungkinan terlantar atau tersesat kecil karena kita berada di kota dimana ada fasilitas umum dan masyarakat yang bisa kita minta informasi.

Wisata kota tidak hanya mengunjungi tempat-tempat tertentu tetapi juga menikmati perjalanan untuk menuju tempat-tempat tersebut, merasakan bagaimana denyut kehidupan masyarakat, mengenal dan memahami budaya, kebiasaan dan aturan-aturan yang umum berlaku di kota tersebut.

Tiap kota memiliki sistem dan sarana transportasi yang berbeda-beda. Tidak semua kota memiliki angkutan kota, taksi, becak atau bis. Beberapa kota memiliki angkutan air atau angkutan sungai, sedangkan kota yang lain mungkin ojek menjadi alat tranportasi yang paling umum dan praktis.

Masyarakat setiap kota memiliki komposisi bervariasi. Sebagian kota didominasi etnik tertentu, sebagian kota yang lain penduduk asli mendominasi, sebagian kota yang lain didominasi oleh pendatang, atau beberapa kota tidak jelas siapa yang mendominasi karena benar-benar dihuni oleh campuran etnik baik penduduk asli maupun pendatang.

Salah satu yang harus dilakukan dalam wisata kota adalah wisata kuliner. Setiap kota memiliki ciri wisata kulinernya masing-masing, baik dari bahan makanan, cara pengolahan, rasa, cara penyajian, sampai cara menyantap makanan tersebut. Tidak selalu saat wisata kota pantai hanya terdapat sea food, dan kota yang jauh dari pantai pun bisa memiliki kuliner khas dari hasil laut.

Perekonomian juga menarik untuk diamati dan dirasakan. Ada kota yang sendi ekonominya didominasi oleh pasar tradisional, sebagian kota didominasi ruko-ruko, dan ada beberapa kota besar yang sudah beralih ke pasar modern dengan banyaknya mall dan pusat perbelanjaan modern.

Hasil bumi dan industri suatu kota juga menarik untuk dipelajari. Sebuah kota mungkin terkenal akan suatu komiditi tetapi ternyata berasal dari daerah-daerah di sekitarnya dan bukan hasil asli kota itu sendiri. Sebagian hasil industri merupakan ciri sebuah kota dan menjadi oleh-oleh yang wajib dibawa.

Oleh-oleh baik makanan maupun souvenir adalah bukti dan kenangan bahwa kita telah mengunjungi suatu kota. Beberapa kota telah menyediakan kawasan khusus sebagai pusat oleh-oleh, sedangkan kota yang lain mengharuskan pengunjung berburu atau mencari toko oleh-oleh yang jumlahnya terbatas.

Bagaimanapun, Indonesia yang terdiri dari wilayah yang sangat luas mengundang kita untuk mengunjungi berbagai kota dengan kekhasannya masing-masing. Tak kenal maka tak sayang. Tanpa mengunjungi langsung berbagai kota di Indonesia, kita tak akan mengenal kehidupan berbagai daerah di Indonesia. Bayangkan jika setiap bulan kita mengunjungi satu ibukota propinsi, maka diperlukan hampir tiga tahun untuk mengunjungi semuanya. Betapa tidak mengenalnya kita akan Indonesia jika kita hanya tahu kota-kota besar di Pulau Jawa atau Sumatera.

Wisata kota tentu saja mensyaratkan beberapa hal bagi peminatnya. Keberanian menjadi syarat utama karena kita akan mengunjungi daerah yang belum pernah kita kunjungi. Hal ini bisa kita lakukan dengan mengunjungi daerah yang sudah ramai, sistem tranportasinya sudah mapan, dan banyak informasi yang dapat diperoleh. Selanjutnya kita dapat mencoba kota yang lebih sepi atau lebih sedikit informasinya. Anda akan terkejut dengan kondisi beberapa kota ini. Tidak semua kota yang dikenal sepi benar-benar sepi, bahkan kadang masyarakatnya lebih mandiri dan berswasembada sehingga tidak tergantung pihak luar.

Informasi yang cukup menjadi modal yang penting sebelum mengunjungi suatu kota. Internet adalah perpustakaan paling lengkap untuk informasi suatu kota baik dari kota itu sendiri maupun dari para pengunjungnya. Tulisan ini juga bermaksud memberikan informasi tambahan untuk beberapa kota yang sudah saya kunjungi dan tukar informasi dengan siapapun mengenai informasi wisata kota-kota di Indonesia.

Perencanaan yang matang juga diperlukan. Perencanaan biaya, akomodasi, perjalanan, dan kondisi darurat juga wajib dipikirkan. Wisata menurut keinginan kita bukan berarti wisata tanpa rencana. Terakhir persiapan mental dan fisik juga harus disiapkan. Tidak semua kota memiliki transportasi yang memadai sehingga beberapa tempat menuntuk kita berjalan kaki di beberapa tempat, atau perjalanan yang berjam-jam dengan bus umum. Kebiasaan dan perilaku penduduk suatu kota juga mengharuskan kita terbuka dan sabar menghadapi segala kemungkinan. Meskipun hampir seluruh penduduk bisa berbahasa Indonesia, tapi logat dan struktur kalimatnya yang kadang berbeda agak menyulitkan kita. Jangan malu dan segan untuk bertanya dan bertanya kembali agar kita tidak tersesat dan menyesal.

Selamat berwisata kota.

Transportasi

Mengapa saya tertarik dengan bidang transportasi ?

Transportasi adalah bidang yang penting dan kompleks. Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dan disinilah transportasi mulai berperan. Bidang transportasi dapat dipelajari, dibahas, dianalisis, diobservasi dan dijual jasanya sekaligus dengan kita melaksanakan transportasi dari suatu tempat ke tempat lain.
Dari trans dan port, maka ada sarana untuk ber-trans dari suatu titik asal (port) ke titik tujuan (port). Dari sisi sarana kita mengenal transportasi darat (mobil, kereta api, becak, sepeda, sepeda motor, dan lain-lain), laut (kapal, perahu, speedboat, rakit, dan lain-lain), dan udara (pesawat terbang, helikopter, dan lain-lain). Dari port kita mengenal terminal, pelabuhan laut, bandara, stasiun, halte, dan titik-titik lain.
Dua titik asal dan tujuan menghasilkan rute. Kombinasi dan gabungan rute menghasilkan jaringan. Kombinasi berbagai moda transportasi juga menghasilkan jaringan rute, dan seterusnya. Sarana transportasi yang sebagian besar menggunakan mesin yang tersusun atas beberapa komponen dan sistem yang berhubungan dan saling mendukung. Rute dan sarana menjadikan transportasi adalah sesuatu yang kompleks. Transportasi juga akan terus berkembang dan tetap akan digunakan.
Pada saat teknologi informasi dengan internet mulai berkembang, muncul kekhawatiran bahwa manusia akan banyak diam di depan komputer karena segalanya dapat dilakukan tanpa pergi. Tetapi ternyata dengan internet, manusia menjadi tahu tempat lain, daerah lain, negara lain dan berkeinginan untuk pergi. Mungkin sebagian orang yang tadinya tidak tertarik dan berkeinginan pergi ke suatu daerah, karena informasi menarik daerah tersebut lewat internet malah akan berusaha supaya dapat mencapai daerah tersebut.
Perkembangan sarana transportasi juga membuat jaringan dan rute berkembang. Adanya pesawat udara memungkinkan manusia lebih mudah bepergian dan mencapai tujuan-tujuan di manapun di dunia.
Bidang transportasi yang menjadi perhatian saya adalah sarana transportasi, rute dan jaringan, mengapa dan bagaimana suatu rute dapat terjadi, keunikan dan fenomena transportasi, dan bidang rekayasa (engineering) dalam transportasi. Meskipun latar belakang pendidikan dan pekerjaan saya adalah di bidang transportasi udara tetapi moda transportasi lainnya tetap menarik bagi saya.