Semua orang pasti tahu mengenai Bandara Soekarno-Hatta (BSH). Bandara Internasional terbesar di Indonesia, merupakan bandara utama Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia. Tahukah anda bahwa BSH terletak di Propinsi Banten, tepatnya di Tangerang ?
Mungkin itu juga anda tahu.
Dimana batas antara Jakarta dan Tangerang ? sehingga bandara ini menjadi bandara kota Jakarta ?
Kalau anda melalui jalan tol untuk menuju bandara, maka setelah gardu tol terakhir sebelum masuk bandara, kira-kira 100 m setelah gardu tol ada tapal batas antara Jakarta dan Banten, tidak besar tapi cukup terlihat.
Kalau anda ke bandara lewat Kalideres dilanjutkan Rawa Bokor, maka batas ini tidak terlalu jelas terlihat. Kalideres masih masuk Jakarta Barat sedangkan Rawa Bokor masuk Tangerang. Di sebuah kampung di daerah dekat Rawa Bokor ada batas yang unik. Jalan kampung yang sudah diaspal adalah milik Jakarta, sedangkan yang belum merupakan wilayah Banten.
Mungkin tapal batas tidak terlalu diperhatikan oleh penumpang atau pengguna bandara. Yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya ke Banten ? Bagaimana kalau anda ingin ke Tangerang, BSD, atau bahkan Serang (ibukota propinsi Banten).
Mau naik Damri ?
Sayangnya tidak ada. Bandara Soekarno Hatta ada di banten tapi Damri ke Banten tidak ada. Tentu saja bukan karena orang Banten tidak ada yang naik pesawat atau semua orang Banten menggunakan mobil pribadi untuk ke Bandara.
Mau naik Taksi ?
Jarang ada yang mau kalau langsung ke Tangerang. Paling taksi akan ke tol dalam kota dan dilanjutkan ke tol Tangerang. Padahal sebenarnya ada jalan yang lebih singkat dan cepat yaitu lewat pintu belakang bandara (M1), sayangnya taksi tidak boleh lewat pintu ini.
Beberapa kali waktu di Kota Tangerang saya ketemu taksi yang bingung mau kembali ke bandara lewat mana. Sebenarnya dekat dan terlihat tapi tidak bisa lewat.
Saat ini sudah ada travel yang menyediakan angkutan khusus ke BSD, Bintaro, dan sekitarnya dari depan pintu kedatangan di tiap terminal bandara. Tentu saja tarifnya tidak semurah menggunakan Damri ke Jakarta. Tapi sampai saat ini rasanya inilah transportasi termudah ke Banten terutama BSD dan sekitarnya.
Bagaimana kalau ke Serang atau kota-kota lain di Banten ?
Untuk ke Serang anda sebaiknya ke terminal kalideres. Untuk ke terminal kalideres anda dapat menggunakan taksi atau naik angkutan umum beberapa kali (lihat Depok-Bandara 10 ribu). Sedangkan untuk ke Merak, selain lewat kalideres, anda juga dapat naik Damri ke Gambir dan dilanjutkan dengan Damri Gambir-Lampung yang lewat Merak. Meskipun lebih nyaman, sayangnya hanya ada pada sore hari.
Seharusnya Pemda Banten lebih peduli pada kondisi ini. Bandara di wilayahnya tetapi orang kesulitan kalau mau ke Banten.
Wednesday, September 3, 2008
Soekarno-Hatta Airport di Jakarta atau Banten ?
Tuesday, August 19, 2008
Bayar di atas
Kalau anda sering naik kereta api antar kota misalnya Jakarta-Semarang, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Bandung dan rute lainnya dengan kelas bisnis atau ekonomi, mungkin akan akrab dengan istilah "bayar di atas".
Istilah ini berarti calon penumpang tidak membeli tiket di loket yang telah ditentukan tetapi membayar di dalam gerbong setelah rangkaian kereta api berjalan. Siapa yang menerima pembayaran tersebut ? Tentu saja kondektur yang bertugas. Apakah "bayar di atas" ini ilegal ?
Bisa ya, bisa tidak.
"Bayar di atas" bisa legal atau dibenarkan jika pembayaran tersebut sesuai dengan tarif yang ditentukan dan diberikan bukti pembayaran mirip tiket yang disebut karcis suplisi. Jika kurang dari tarif yang ditentukan dan tidak ada bukti pembayaran maka "bayar di atas" tersebut ilegal karena uang pembayaran tidak masuk ke PT KAI tetapi masuk ke kantong oknum karyawan PT KAI.
Pada kenyataannya jarang sekali bayar di atas ini menggunakan cara legal. Cara legal ini sebenarnya digunakan jika seorang calon penumpang tidak sempat membeli tiket dan kereta sudah akan berangkat sehingga akhirnya ia membayar di atas.
Hampir seluruh praktek membayar di atas adalah ilegal dan dengan tujuan mendapatkan harga lebih murah bagi penumpang dan masuknya uang pembayaran ke kantong oknum karyawan PT KAI. Memang tidak semua uang tersebut masuk ke kantong kondektur, tetapi juga masuk ke bagian lain, tetapi tetap tidak ada yang masuk ke pendapatan PT KAI.
Harga yang jauh dibawah tarif resmi menjadikan bayar di atas merupakan pilihan utama sebagian penumpang terutama bagi penumpang berdiri. Sebagai contoh, kereta api bisnis jurusan Jawa Tengah dengan tarif resmi Rp 100.000,- hanya cukup membayar di atas Rp 10.000,- s.d Rp 15.000,-. Untuk satu gerbong, penumpang yang membayar di atas ini bisa mencapai lebih dari 20 orang. Dengan rangkaian mencapai delapan gerbong bisa dihitung berapa potensi pendapatan PT KAI yang hilang.
Sistem bayar di atas ini sudah menjadi rahasia umum diantara para penumpang kereta api. Selain karena harganya relatif sangat murah, ketidaktersediaan kursi yang cukup juga menjadi alasan bagi sebagian penumpang. Penumpang berdiri dikenakan tarif yang sama dengan penumpang yang mendapat tempat duduk. Ironisnya, ternyata membayar di atas juga terjadi pada kereta eksekutif terutama pada saat sepi penumpang.
Beberapa tahun yang lalu salah satu TV swasta pernah meliput fenomena membayar di atas ini dan cukup membuat malu PT KAI dan menggiatkan inspeksi mendadak atau menurunkan petugas khusus (sering disebut PS). Apakah hal ini membuat jera ? Ternyata tidak.
Setelah ada tayangan tersebut, muncul metode baru yaitu arisan. Kondektur tidak terang-terangan meminta atau menerima uang pembayaran tetapi hanya menghitung berapa yang tidak menunjukkan karcis resmi. Sebelumnya salah seorang penumpang telah meminta uang pembayaran (dengan istilah arisan) kepada penumpang yang akan membayar di atas. Setelah semua gerbong diperiksa oleh kondektur, tinggal jumlahnya dikalikan dengan tarif "bayar di atas" yang berlaku dan seluruh pembayaran diserahkan ke kondektur di tempat tertentu.
Bagaimanapun praktek bayar di atas ini akan tetap muncul karena pendapatan awak kereta api yang kurang, ketersediaan kursi yang tidak memadai terutama pada masa peak season, dan kurangnya pengawasan dari PT KAI, dan kesadaran penumpang sendiri untuk membayar sesuai tarif. Jika hal seperti ini tidak bisa diatasi, sulit mengharapkan keselamatan terjamin dan PT KAI tidak lagi merugi.
Tuesday, July 8, 2008
Depok-Bandara 10 ribu
Bandara Soekarno Hatta yang letaknya di wilayah Banten dan melalui jalan tol memang cukup mahal dicapai dari beberapa daerah di Jakarta, apalagi dari Depok, Bogor, atau Bekasi. Transportasi dengan taksi akan menghabiskan ongkos sekitar 100 ribu dari daerah cawang atau pancoran.
Jika ke bandara hanya sekali-kali sih mungkin tidak masalah. Bagaimana jika sering ke bandara atau mungkin duit sangat mepet. Ada beberapa alternatif murah untuk ke Bandara. Saat ini yang paling dikenal adalah Bus Damri. Tapi tidak semua daerah ada bus Damri bandara. Dari Depok, kita harus ke Pasar Minggu atau Kampung Rambutan untuk naik bus Damri. Saat ini tarif Damri dari Pasar Minggu 20 ribu, ditambah angkot 5 ribu, total 25 ribu.
Tapi memang bus Damri adalah transportasi yang paling mudah, murah, dan cukup pasti (kecuali ada kemacetan). Adakah transportasi yang lebih murah ?
Jika anda mau agak bersusah payah maka bisa ke Bandara dari Depok cukup dengan 10 ribu. Dari Depok kita naik KRL (ekonomi tentunya) dengan tiket 1500, turun di Stasiun Juanda, diteruskan Busway dengan tarif 2000 (sebelum jam 7 pagi), turun di terminal Kalideres atau sebelumnya, diteruskan naik Kopaja no 95 jurusan Rawa Bokor dengan tarif 2500, turun di perempatan Rawa Bokor dan dilanjutkan Airport transportation ke Bandara, tarifnya 4000.
Alternatif lain dari Depok langsung naik bis patas ke kalideres, bisa turun kalideres atau turun grogol, diteruskan dengan kopaja 95 dan airport transportation. Tapi kayaknya lebih dari 10 ribu.
Tentu saja cara di atas dengan catatan tidak terburu-buru atau memiliki banyak waktu. Sebagai panduan, KRL Depok-Juanda sekitar 40 menit, Busway sekitar 30-40 menit, Kopaja sekitar 30 menit, Airport transportation sekitar 15 menit. Dengan Damri, sekitar 1-1,5 jam, ditambah angkot dari Depok sekitar 40 menit atau KRL Depok-Pasar Minggu sekitar 20 menit.
Untuk dari daerah lain di Jakarta, asal ada angkutan ke Kalideres, seterusnya sama.
Sebenarnya ada cara yang lebih mudah, cepat, dan murah (sekitar 7500) dari Depok ke Bandara. Cara ini digunakan oleh para karyawan maskapai atau yang bekerja di Bandara, jadi hanya bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja dan kapasitasnya terbatas.
Monday, June 30, 2008
Wisata Kota Semarang
Bagaimana cara ke
Banyak cara dan jalan ke
Dengan kereta api, banyak kereta ke Semarang dari Jakarta baik ekonomi (Tawang Jaya, Matarmaja, Brantas, Kertajaya), bisnis (Senja Utama Semarang, Fajar Utama Semarang, Bangunkarta, Gumarang) maupun eksekutif (Argo Sindoro, Argo Muria, Kamandanu, Argo Bromo, Gumarang, Sembrani). Dari Bandung terdapat Harina, kelas eksekutif. Dari Surabaya terdapat Rajawali, Argo Bromo, Sembrani, dan Gumarang untuk kelas eksekutif, Kertajaya untuk kelas ekonomi, dan Gumarang untuk kelas bisnis. Dari Solo dapat menggunakan Pandan Wangi (bisnis dan ekonomi), Bangunkarta (bisnis), Brantas dan Matarmaja (ekonomi).
Bus antar
Akomodasi
Hotel di
Transportasi
Transportasi umum di Semarang terdiri dari taksi, angkot (sering disebut daihatsu), bus
Makanan
Seperti yang pernah disampaikan Pak Bondan di TransTV, kuliner di
Lumpia adalah makanan paling terkenal dari
Soto ayam
Nasi ayam adalah kuliner kaki
Tahu Pong adalah makanan khas
Selain keempat makanan di atas, masih ada sop buntut plus ayam goreng (P Paimin dan P Supar), nasi pecel, nasi gandul, tahu campur (tahu gimbal), mie Jowo, bistik kambing, nasi goreng babat, cap cay khas Semarang dan berbagai chinesse food lainnya, sea food, dan sebagainya. Bagi anda yang beragama Islam agar berhati-hati terutama bila membeli makanan di daerah pecinan karena beberapa diantaranya mengandung babi. Jika ragu sebaiknya anda bertanya ke penjualnya. Tidak usah sungkan karena mereka sudah biasa ditanya hal tersebut.
Tempat
Dengan waktu pendek dalam berwisata
Simpang Lima
Simpang Lima dianggap sebagai alun-alunnya
Jika anda ingin makan di Simpang Lima sebaiknya bertanya harganya terlebih dahulu daripada menyesal karena terlalu mahal dan tidak semua makanan di daerah ini enak.
Lawang Sewu
Lawang Sewu artinya adalah pintu seribu saking banyaknya pintu. Jendela-jendela gedung ini dibuat panjang seperti pintu sehingga cukup membingungkan bagi yang belum pernah ke tempat ini. Sayangnya belum pernah ada yang berhasil menghitung berapa jumlah pintu sebenarnya. Lawang Sewu mulai terkenal setelah sering masuk TV, tetapi sudah dikenal seluruh warga
Pecinan
Kawasan Pecinan
Daerah
Pada malam hari, jika anda berada di daerah Gombel atau daerah
Oleh-oleh
Tempat membeli oleh-oleh di Semarang adalah di Jl Pandanaran. Di jalan ini berjajar toko oleh-oleh dan pedagang kaki