Bagian pertama
Sudah menjadi agenda rutin saya dan istri untuk berwisata
Kami berangkat dari
Penerebangan cukup mulus, mungkin karena penerbangan pagi dan cuaca cukup cerah. Mendarat di
Keluar dari terminal bandara Sepinggan kami langsung naik angkot (di Balikpapan disebut taksi) nomor 07 untuk sarapan di kepiting Nandito. Kepiting saus yang kami santap bumbunya enak tapi sayangnya kepitingnya kurang segar dan cukup mahal (Rp 100.000,- untuk 3 ekor kepiting telor sedang). Setelah kenyang kami naik angkot 07 kembali ke terminal Damai. Ini adalah terminal angkot di pusat
Kami lanjutkan perjalanan dengan angkot nomor 2A ke terminal bus Batu Ampar dengan tarif Rp 10.000,- untuk dua orang. Perjalanan cukup jauh dan mendekati terminal Batu Ampar ada bis Balikpapan-Samarinda yang ngetem di perempatan. Sopir angkot berhenti dan bertanya apakah kami mau naik bis ini saja, tetapi karena bukan bus AC kami memilih untuk melanjutkan ke terminal saja.
Terminalnya cukup nyaman, bersih dan teratur. Kami segera mencari bus AC jurusan Samarinda dan akhirnya bus Cahaya Bone yang siap berangkat. Setelah 15 menit menunggu penumpang, bus ke luar dari terminal dan sampai perempatan bus berhenti untuk ngetem. Terlihat bus yang sedang ngetem segera berangkat. Ternyata di Balikpapan-Samarinda berlaku aturan bus boleh ngetem, tapi kalau bus di belakangnya sudah sampai harus berangkat berapapun penumpangnya. Dengan aturan ini tidak terlihat tumpukan antrian bus di dekat terminal, tidak ada kemacetan, dan memberi kepastian bagi penumpang. Mereka juga tidak pilih-pilih bus. Kayaknya cuma kami yang terlihat memilih-milih bus, maklum kondisi panas menyengat begini memaksa kami harus memilih bus AC. Tarif bus AC Rp 23.000,- per orang sedangkan non AC Rp 20.000,- tapi bus AC frekuensinya sangat jarang, mungkin sekitar dua jam sekali.
Setelah sekitar 7 menit ngetem dan bus di belakang datang bis kamipun berangkat ke Samarinda. Perjalanan bus sekitar 2,5 jam melalui jalan berkelok-kelok dan naik turun. Hebat juga bus dan sopirnya, mampu melewati rute ini dengan kecepatan lumayan cepat dan stabil sehingga meskipun badan berayun ke kanan kiri tapi kami bisa tertidur.
Perjalanan Balikpapan-Samarinda melewati bukit Soeharto dengan hutan dan jalannya yang berkelok-kelok dan kawasan yang akan digunakan untuk PON tahun ini. Bagian
Comment Form under post in blogger/blogspot