Monday, May 5, 2008

Moda Transportasi

Transportasi terjadi tidak hanya jika ada dua port (tempat), tetapi juga harus ada perpindahan orang atau barang diantara kedua tempat tersebut. Saat ini hampir semua transportasi menggunakan alat transportasi. Hanya perpindahan jarak dekat yang dicapai dengan berjalan kaki. Jenis transportasi sering disebut sebagai moda (dari kata mode yang artinya cara). Jika anda pernah melihat atau naik bus Bandara Soekarno-Hatta – Bandung, di bagian atas kaca depan bus tertulis “Angkutan Pemadu Moda”, maksudnya ada dua moda angkutan yang dipadukan yaitu transportasi pesawat udara dan bus.
Jakarta sebagai pusat perekonoman Indonesia memiliki berbagai jenis moda transportasi. Memang banyak moda transportasi lain yang digunakan di Indonesia tetapi tidak ada di Jakarta. Tidak hanya becak yang dahulu ada di Jakarta kemudian dihapuskan, tetapi juga moda transportasi lain seperti becak motor yang ada di Medan, atau gerobak sapi yang ada di Yogya.
Ada berapa jenis moda transportasi di Indonesia ? Mana yang paling praktis ? Mana yang paling banyak digunakan ? Mana yang paling disukai ?
Pertanyaan lainnya adalah moda transportasi apa saja yang pernah kita rasakan ?
Coba kita hitung moda transportasi yang pernah kita rasakan atau gunakan. Bandingkan dengan teman kita atau dengan orang lain. Adakah yang belum kita coba ?
Di Jakarta saya sudah pernah menggunakan pesawat udara, KRL (Kereta Api Listrik) baik ekonomi maupun Expres, kereta ekonomi (ke Semarang), kereta bisnis, kereta eksekutif, bus bandara, bus kota patas, kopaja, bus kota ekonomi, busway, bus antar kota, taksi, bajay, ojek sepeda, ojek sepeda motor, mikrolet, berbagai jurusan angkot, angkot plat hitam, dan travel antar kota.
Apakah sudah semua ? Ternyata belum. Saya belum pernah merasakan naik bemo di daerah grogol, kapal ferry, dan moda lainnya.
Bagaimana di luar Jakarta ? Meskipun saya sudah pernah naik bentor di Gorontalo, becak di Semarang, Bandung, Yogya, Cirebon, Banjarmasin, dan Makassar, becak motor di Medan dan Aceh, bendi di Payakumbuh, kapal pong-pong ke Tanjung Pinang, angkot berpintu empat di Palembang dan berbagai variasi angkot di berbagai kota, tapi saya belum pernah merasakan naik perahu di pasar apung Banjarmasin, kereta uap di Ambarawa atau naik kuda ke puncak gunung Bromo.
Alam dan budaya Indonesia yang beraneka ragam telah menghasilkan berbagai jenis moda transportasi yang memiliki ciri khas, keunggulan, kenyamanannya masing-masing. Meskipun becak ada di Bandung tetapi kurang praktis karena banyak jalan yang menanjak, ojek sepeda mungkin hanya cocok di daerah macet Jakarta,
Berbagai angkot memiliki keunikan di tiap kota. Angkot Menado berciri full musik, angkot Balikpapan semua kursi penumpang menghadap ke depan, angkot di Palu tidak ada rutenya, angkot di Tarakan berpelat hitam, angkot di Semarang yang alon-alon asal kelakon atau angkot di Kupang yang penuh stiker dan accessories.
Bahkan untuk pesawat udara, tidak hanya ada berbagai maskapai dengan berbagai rute, tetapi juga berbagai tipe pesawat udara dengan kenyamanan dan kondisinya masing-masing. Sebagian besar penumpang pesawat udara rute domestik sudah pernah merasakan B727-200, B737-200, B737-300, B737-400, B737-500, B737-800, B737-900ER dari Boeing dan A319-100, A320-200 dari Airbus. Bagi yang ke pernah ke luar negeri mungkin merasakan A300, A310, A330, A340 dari Airbus dan B747, B757, B767, B777 dari Boeing. Tetapi mungkin jauh lebih sedikit yang pernah merasakan ATR42, Fokker 50, C212, atau CN235 (buatan Indonesia) untuk pesawat bertenaga turboprop (menggunakan baling-baling).
Jika anda belum mendatangi seluruh tempat di Indonesia, kemungkinan besar masih banyak moda transportasi yang belum pernah anda rasakan. Perpaduan atau kombinasi berbagai moda transportasi di Indonesia juga sangat menarik dan memberi pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Jadi, berapa jenis moda transportasi yang sudah anda rasakan ? Adakah yang belum pernah anda rasakan ? Ada yang membuat anda penasaran ?