Tuesday, April 29, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian ketiga

Pada hari ketiga kami kembali ke Balikpapan. Setelah sarapan dan packing oleh-oleh kami check-out dan naik angkot ke arah terminal Sekunjang. Berdasarkan informasi dari internet kami memutuskan menunggu bus di dekat jembatan Mahakam. Memang di tempat tersebut sudah menunggu bus ke Balikpapan yang sedang ngetem, sayangnya bus ini tidak menggunakan AC. Berdasarkan pengalaman perjalanan Balikpapan-Samarinda, lebih baik kami menunggu bus AC. Ternyata frekuensi bus AC sangat jarang dan setelah 1 jam lebih kami menunggu atau 7 bus non-AC lewat baru bus AC datang. Setelah ngetem beberapa menit akhirnya bus berangkat.

Kami melewati jalan yang sedikit berbeda di kawasan Samarinda seberang dan melewati daerah yang mengalami kebakaran malam sebelumnya. Perjalanan ternyata lebih nyaman dan badan tidak terlalu terguncang-guncang sehingga kami tertidur cukup lama. Setelah 2,5 jam perjalanan kami sampai di terminal Batu Ampar. Kami lanjutkan dengan angkot 2A ke terminal angkot Damai. Dari terminal Damai kami mencari hotel di dekat Balikpapan Mall. Setelah mendapatkan hotel yang sederhana tapi agak mahal (dibandingkan Samarinda) kami makan siang ke pasar Kebun Sayur. Untunglah meskipun sudah agak sore kami masih kebagian udang galah bakar dan cumi bakar khas Banjarmasin yang segera kami santap. Sebelum pulang ke hotel kami sempat beli beberapa kaos lagi untuk oleh-oleh. Pasar Kebun Sayur adalah pusat oleh-oleh di Balikpapan. Karena sudah dua kali ke Balikpapan kami sudah hafal dan tidak membeli oleh-oleh lain.

Malam harinya kami sempatkan ke Balikpapan Mall sekedar cuci mata dan bersantai. Makan malam kali ini sate di dekat bioskop. Meskipun di taman sebelah bioskop banyak pedagang makanan saya hanya tertarik sate. Sayangnya setelah disantap di hotel rasanya biasa saja.

Hari Selasa pagi sekitar jam 9.30 WIT kami berangkat ke Bandara dengan fasilitas antaran dari hotel. Setelah mengurus tiket dan check in kami menunggu di boarding lounge. Mahal juga Airport Tax Balikpapan, sama dengan Jakarta Rp 30.000,-. Di toko di dalam boarding lounge kami membeli kaos ukuran kecil untuk anak tercinta yang ditinggal di Semarang.

Pada saat berangkat dari hotel kami merasa kenyang sehingga tidak terpikir untuk menyiapkan bekal makan siang. Pesawat yang dijadwalkan berangkat jam 1 siang dan penerbangan selama 2 jam tanpa snack (naik Mandala sekarang tidak ada snack) bisa membuat kelaparan di dalam pesawat nanti. Saya keluar dari boarding lounge dan pergi ke parkiran taksi bandara. Biasanya di tempat seperti ini ada warung untuk para sopir taksi. Bener juga, ada satu warung sederhana menjual makanan dan minuman. Saya minta satu porsi nasi bungkus dengan sayur, telor bulat, dan tahu.

Tebak berapa harganya ? Rp 15.000,-. Mahal benar. Di Balikpapan makanan memang mahal, tapi ini kan di parkiran taksi. Masih lebih murah di bandara Cengkareng. Tapi untunglah saya sempet membeli nasi bungkus tersebut, setelah setengah jam take off, mulai deh kelaparan menyerang. Bau POP-mie beberapa penumpang yang membeli on-board memaksa kami membuka nasi bungkus, dan ternyata rasanya enak banget.

Penerbangan Balipapan-Jakarta lancar tapi landingnya masih lebih halus waktu di Balikpapan. Pesawatnya Airbus A319 registrasi PK-RMF dengan Capt Nasa’i Yusron. Keluar terminal C saya mampir ke kantor untuk menitipkan oleh-oleh makanan. Berakhirlah perjalanan wisata kota kami kali ini ke Samarinda.

Syarat wisata kota telah terpenuhi : menginap (hotel Andhika), makan makanan khas (ikan puyu bakar dan warung jinggo), berkeliling kota dengan tranportasi umum (angkot), main di pusat perbelanjaan (SCP dan Lembuswana), serta membeli oleh-oleh khas Samarinda (kaos, sarung, dan amplang).