Wednesday, April 16, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian pertama


Sudah menjadi agenda rutin saya dan istri untuk berwisata kota dengan terget satu kota tiap bulan. Bulan april ini kota Samarinda yang menjadi tujuan kami. Kami sudah dua kali ke Balikpapan tetapi belum pernah ke Samarinda. Meskipun Samarinda adalah ibukota propinsi Kalimantan Timur pesawat komersial sekelas 100 penumpang hanya dapat landing di Balikpapan. Oleh karena itu untuk ke Samarinda kita harus menggunakan penerbangan Jakarta-Balikpapan terlebih dahulu.

Kami berangkat dari Jakarta pada tanggal 4 April 2008 dengan penerbangan pagi Mandala. Keluar dari kos sekitar pukul 03.00 WIB, naik angkot ke Pasar Minggu dan sampai sekitar setengah jam kemudian untuk naik bus Damri Pasar Minggu-Bandara pemberangkatan pertama pukul 04.00 WIB. Tiba di bandara Soekarno-Hatta sekitar 50 menit kemudian. Langsung check-in dan pesawat berangkat on schedule 6.15 WIB. Kali ini kami menggunakan pesawat Airbus A319 dengan registrasi PK-RMD. Penerbangan sekitar 1 jam 50 menit terasa sangat lama, apalagi saya tidak bisa tidur meskipun mengantuk berat akibat bangun terlalu pagi. Untungnya saya sudah siap roti dan minuman kotak untuk mengisi perut. Sebagian besar penumpang menyantap mie-cup yang dijual di dalam pesawat. Sayang sales on board hanya mie-cup yang dapat dipilih oleh penumpang. Bau khas mie dan kondisi nggak tahu mau ngapain memang menggoda untuk ikut membeli mie-cup dan kayaknya memang sebagian besar penumpang membeli karena hal ini.

Penerebangan cukup mulus, mungkin karena penerbangan pagi dan cuaca cukup cerah. Mendarat di Balikpapan sangat mulus sampai kami tidak merasakan kapan touch-down (saat roda pendarat menyentuh landasan pertama kali saat landing), terimakasih buat Captain. Keluar dari ruang kedatangan kami ke kantor Mandala untuk memastikan rute dan alat transportasi ke Samarinda.

Keluar dari terminal bandara Sepinggan kami langsung naik angkot (di Balikpapan disebut taksi) nomor 07 untuk sarapan di kepiting Nandito. Kepiting saus yang kami santap bumbunya enak tapi sayangnya kepitingnya kurang segar dan cukup mahal (Rp 100.000,- untuk 3 ekor kepiting telor sedang). Setelah kenyang kami naik angkot 07 kembali ke terminal Damai. Ini adalah terminal angkot di pusat kota Balikpapan. Ongkos angkot di dalam kota Balikpapan jauh-dekat Rp 2500,- per orang.

Kami lanjutkan perjalanan dengan angkot nomor 2A ke terminal bus Batu Ampar dengan tarif Rp 10.000,- untuk dua orang. Perjalanan cukup jauh dan mendekati terminal Batu Ampar ada bis Balikpapan-Samarinda yang ngetem di perempatan. Sopir angkot berhenti dan bertanya apakah kami mau naik bis ini saja, tetapi karena bukan bus AC kami memilih untuk melanjutkan ke terminal saja.

Terminalnya cukup nyaman, bersih dan teratur. Kami segera mencari bus AC jurusan Samarinda dan akhirnya bus Cahaya Bone yang siap berangkat. Setelah 15 menit menunggu penumpang, bus ke luar dari terminal dan sampai perempatan bus berhenti untuk ngetem. Terlihat bus yang sedang ngetem segera berangkat. Ternyata di Balikpapan-Samarinda berlaku aturan bus boleh ngetem, tapi kalau bus di belakangnya sudah sampai harus berangkat berapapun penumpangnya. Dengan aturan ini tidak terlihat tumpukan antrian bus di dekat terminal, tidak ada kemacetan, dan memberi kepastian bagi penumpang. Mereka juga tidak pilih-pilih bus. Kayaknya cuma kami yang terlihat memilih-milih bus, maklum kondisi panas menyengat begini memaksa kami harus memilih bus AC. Tarif bus AC Rp 23.000,- per orang sedangkan non AC Rp 20.000,- tapi bus AC frekuensinya sangat jarang, mungkin sekitar dua jam sekali.

Setelah sekitar 7 menit ngetem dan bus di belakang datang bis kamipun berangkat ke Samarinda. Perjalanan bus sekitar 2,5 jam melalui jalan berkelok-kelok dan naik turun. Hebat juga bus dan sopirnya, mampu melewati rute ini dengan kecepatan lumayan cepat dan stabil sehingga meskipun badan berayun ke kanan kiri tapi kami bisa tertidur.

Perjalanan Balikpapan-Samarinda melewati bukit Soeharto dengan hutan dan jalannya yang berkelok-kelok dan kawasan yang akan digunakan untuk PON tahun ini. Bagian kota Samarinda yang pertama dilewati adalah daerah Samarinda Sebrang. Setelah melewati jembatan Sungai Mahakam bus menuju terminal Sei (sungai) Sekunjang. Akhirnya sampai juga kami ke kota Samarinda. Perjalanan berkeliling kota Samarinda akan saya tulis di artikel berikutnya.