Tuesday, April 22, 2008

Perjalanan ke Samarinda, wisata kota

Bagian kedua
Setelah sampai di Terminal Sei Sekunjang dan bus parkir pada tempatnya, kami keluar dari terminal untuk naik angkot. Begitu keluar dari bus panasnya minta ampun. Langsung terasa kering dan pusing. Kami menggunakan angkot warna hijau untuk ke pusat kota dan mencari hotel. Sebagai acuan kami meminta diantar ke Samarinda Central Plaza (SCP) karena angkot di Samarinda tidak memiliki rute tetap. Kita harus bertanya sebelum naik apakah mereka mau mengantar ke tujuan yang kita inginkan. Meskipun angkot dibedakan menjadi beberapa warna dan huruf ternyata hanya membatasi daerah operasinya.
Setelah berputar-putar mengantar penumpang lainnya, ternyata sopir angkot salah pengertian dan kami diantar ke Plaza Samarinda. Plaza ini kumuh dan tutup. Setelah melihat peta kami memutuskan berjalan kaki ke SCP karena jaraknya tidak terlalu jauh. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tetapi karena panas, sampai di SCP kami seperti dehidrasi dan harus beristirahat sambil minum milo. Sambil beristirahat kami observasi mall SCP. Meskipun berukuran sedang tapi sangat ramai, setelah dirasa cukup kami keluar mall.
Setelah agak pulih kami berjalan kaki mencari hotel yang murah tetapi layak. Meskipun di beberapa blog dan berdasarkan informasi teman bahwa Samarinda biaya hidupnya lebih murah dibandingkan Balikpapan ternyata hotelnya tidak jauh berbeda tarifnya dengan Balikpapan. Setelah berpanas-panas dan bertanya ke beberapa hotel akhirnya kami menginap di Hotel Andhika. Setelah memilih kamar dengan fasilitas air panas kami langsung mandi dan tidur.
Bangun tidur ternyata sudah malam dan saya mencari makan malam. Akhirnya saya beli sate madura untuk makan malam di hotel. Lumayan enak dan kenyang.
Hari kedua, hari minggu, kami langsung ke Citra Niaga untuk membeli oleh-oleh. Dengan sekali angkot kami sampai di pasar oleh-oleh. Meskipun pasar ini pernah terbakar dan bekasnya masih ada tapi toko-toko yang tersisa masih banyak dan menawarkan banyak variasi oleh-oleh, mulai dari kaos, batu-batuan, sarung, kain, dan kerajinan lain. Sayangnya tidak ada oleh-oleh makanan seperti amplang atau kuku macan di pasar ini. Setelah memilih beberapa kaos dan sarung kami kembali ke hotel karena tidak kuat panasnya.
Agak siang, kami pergi melihat mall Lembuswana. Mall yang lumayan luas daripada SCP dan lebih ramai. Samarinda benar-benar kota yang padat, apalagi pas weekend, seakan-akan semua tumpah ruah di mall untuk refreshing. Kami hanya melihat-lihat, beli es milo di KFC buat menambah tenaga. Maklum panasnya benar-benar menyedot tenaga. Pas mau balik, kami lihat ada Gramedia di belakang mall. Rencananya cuma mau lihat-lihat saja, ternyata ada obralan buku dan VCD. Buku-buku Disney aktivitas buat anak yang biasanya harganya puluhan ribu diobral 2 ribu- 3 ribu saja. VCD film seri Alias, BBC seri pengetahuan diobral menjadi 3 ribuan. Langsung deh borong Alias 1st dan 2nd season total 16 pcs.
Setelah puas melihat-lihat, kami cabut untuk makan di rumah makan "Martapura" di jalan Juanda. Kami waktu itu yang memang pengen makan masakan khas Banjar (terutama udang galah bakarnya) secara gak sengaja melihat rumah makan ini waktu perjalanan dari terminal menuju kota. Sayang benar-benar sayang, udang galahnya sudah habis. Benar-benar nggak hoki, akhirnya kami pilih ikan puyu bakar yang enak juga dan jarang dijumpai di Jawa.
Habis itu kami balik lagi ke SCP, karena kemarin rasanya belum benar-benar lihat karena capek perjalanan. Beli beberapa mainan buat anak yang harganya juga miring. Ketika mau balik ke hotel karena sudah sore, baru ingat kita pengin cobain warung jinggo yang terkenal di Jl. Irian, ternyata persis depan SCP.
Warung Jinggo berupa warung tenda dengan berbagai masakan. Mungkin kalo di Jogya seperti angkringan, di Semarang seperti warung nasi kucing. Ada nasi pahundut khas Banjar (sory kalo salah, nasi pakai santan dan dibungkus daun pisang rasanya gurih), nasi rendang, telur penyu, bermacam-macam sate, susu kedele, dsb. Mejanya panjang tapi penuh dengan makanan.
Setelah membungkus makanan untuk makan malam nanti, kamipun bergegas pulang ke hotel.
Malamnya, kami mau cari oleh-oleh makanan untuk orang rumah dan teman-teman. Kami diberitahu orang hotel untuk mencari di jalan AM Sangaji ("Karya Bahari"). Sebenarnya tidak terlalu jauh tapi karena tidak begitu terang, jadi rasanya jauh dan tidak sampai-sampai. Karena niatnya memang untuk jalan-jalan apalagi karena hari terakhir kami di Samarinda, maka kamipun pergi dan pulang jalan kaki. Sempat pengen lihat bandara Temindung karena sudah dekat tapi ya itu karena penerangan tidak terlalu baik jadi nggak sampai.